Malam Ramadan Mencekam, 2 Kelompok Remaja Terlibat Tawuran, Sulasih Lunglai

“Saya sudah bilang ke pelanggan, kalau sahur tetap buka tetapi karena ada tawuran saya takut," ucapnya.
Momentum bulan Ramadan dimanfaatkan oleh oknum remaja kampung menunjukkan eksistensi dengan cara tawuran.
Mereka tidak beraksi dengan tangan kosong. Banyak yang membekali diri dengan senjata tajam seperti parang, celurit, dan pisatu belati.
Ada pula yang menggenggam balok kayu maupun besi holo panjang.
Salah satu warga, Thoik (68) mengatakan peristiwa tawuran ini hampir tiap tahun terjadi, terutama jelang Ramadan dan Hari Raya Idulfitri.
"Setiap tahun pasti geger, itu pasti pas puasa dan hari raya," ucap Thoik.
Dia menyebut kejadian tawuran ini telah ada sejak Kelurahan Tambakrejo dan Kelurahan Kaligawe belum terpisahkan dari Kelurahan Muktiharjo, Kecamatan Genuk, atau sebelum adanya pemekaran wilayah.
"Sejak 1975 sudah ada. Daerah sini paling rawan, pendatang pada takut ke sini. Isinya tawuran terus," bebernya.
Tawuran di awal Ramadan seolah telah menjadi tradisi di wilayah ini. Puluhan remaja kampung di pinggir kota saling unjuk eksistensi. Warga ketakutan.
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jateng di Google News