Makam di 5 Desa akan Dilintasi Tol Yogyakarta-Bawen, Adat Setempat Tetap Dipegang Kuat
“Kami akan fasilitasi kebutuhan upacara, selamatan, atau ada adat yang harus dijalankan. Apakah itu harus satu-satu dipindahkan, dilaksanakan oleh kami, atau ahli waris. Itu bergantung keinginan ahli waris agar merasa nyaman terkait pemindahan (jenazah ke area makam baru),” sebutnya.
Baca Juga:
Fajri mengatakan, koordinasi itu dilakukan untuk menghormati adat istiadat setempat.
“Karena setiap daerah memunyai nilai atau adat berbeda-beda terkait dengan pemakaman, khususnya di Jateng yang sangat menghormati sesepuh keluarga dan makam secara umum,” ucapnya.
Kepala Desa Glagah Ombo Sudartono berharap pemindahan makam yang terkena Tol Yogyakarta-Bawen dapat dilakukan dengan baik.
Apalagi, ada dua makam di kampungnya yang diperkirakan terdampak PSN tersebut.
“Ada dua makam yang terkena. Di antaranya adalah (makam) pepundhen (tokoh masyarakat) yang selalu dijaga. Kami berharap dengan semakin jelasnya (PSN), kami akan mencari jalan terbaik untuk warga,” sebutnya.
Ditanya tentang tanah pengganti untuk makam, Ombo menyebut belum mendapatkan lokasi. Namun demikian, pihaknya akan melakukan komunikasi kepada warga dan PPK terkait hal tersebut.
Dia berharap Tol Yogyakarta-Bawen dapat memberikan manfaat bagi warga desanya.
Sejumlah makam di lima desa di Magelang akan dilintasi proyek Tol Yogyakarta-Bawen. Begini langkah penyelesaian adatnya.
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jateng di Google News