Harga Produk Industri Naik, Pengamat: Bukan Semata-mata karena Biaya Transportasi
jateng.jpnn.com, SEMARANG - Pengamat transportasi Bambang Haryo Soekartono (BHS) menyikapi pernyataan distribusi produk dan harga produk industri yang meningkat karena biaya transportasi. Dia menyatakan biaya transportasi hanya salah satu bagian dari biaya logistik.
"Karena dalam biaya logistik, biaya transportasi itu hanya mengambil porsi yang relatif kecil dibanding dengan komponen biaya inventory, biaya packaging, perizinan, bunga bank, pajak, jaminan risiko, hingga demurrage akibat keterlambatan di pelabuhan," ujarnya, Kamis (23/5).
Biaya-biaya tersebut, kata dia, jauh lebih besar dibandingkan biaya transportasi logistik. Sehingga tidak bisa dikatakan biaya logistik adalah hanya diakibatkan oleh biaya transportasi.
Selain itu, dia juga menyampaikan bahwa biaya transportasi pun tidak bisa dipukul rata, masih terbagi lagi dengan moda transportasi yang digunakan baik darat, laut, kereta api, dan pesawat terbang.
"Sebagai contoh perbandingan transportasi antara darat dan laut, maka transportasi laut jauh lebih murah. Karena biayanya hanya 27 persen dari total biaya transportasi logistik, di mana 73 persen itu transportasi darat baik sisi hinterland maupun foreland," katanya.
Lebih detail, BHS mencontohkan ongkos transportasi laut dari Jakarta ke Singapura hanya sebesar 427 USD (setara 6.9 juta Rupiah) per kontainer ukuran 40 feet dengan jarak tempuh 1.300 kilometer.
Artinya, lanjut dia, hanya Rp 4.800 per kilometer. Dibandingkan harga transportasi darat dari Jakarta ke Karawang yang jaraknya hanya 76 km bisa mencapai Rp 2 hingga 3 juta atau Rp 40 ribu per kilometer.
"Jadi per kilometernya transportasi darat harganya hampir sepuluh kali lipat dari transportasi laut," ungkapnya.
Pengamat transportasi Bambang Haryo Soekartono (BHS) menyikapi pernyataan distribusi produk dan harga produk industri yang meningkat karena biaya transportasi.
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jateng di Google News