Soal Bullying PPDS, Rektor Undip Jempalit, Langsung Remuk
Dampak itu makin melebar hingga sekarang. Nama Undip dicap sebagai kampus problematik yang penuh perundungan. Ini pun juga berimbas pada terganggunya praktik koasisten.
"Padahal ini kaya suami istri, 100 persen mahasiswa kami koasnya di Kariadi, yang di RSND Diponegoro tidak ada masalah, di semua RS satelit tidak ada masalah," katanya.
Dia mengatakan bahwa di RSUP Dr Kariadi melakukan praktik operasi 24 jam. Para dokter muda itu berjibaku praktik di luar batas waktu normal.
"Mereka ikut operasi dan sebagainya, sangat exhausted, sangat kelelahan, operasi yang harusnya 1 jam kadang kala bleeding jadi 6 jam. Lanjut operasi lagi dan itu ada SK Dirut Kariadi, 24 jam operasi," katanya.
Dia mengakui bahwa menjadi dokter residen capainya luar biasa. Namun, dia menyebut Kemenkes justru memberi cap bullying yang menggiring opini liar masyarakat kepada Undip.
"Kami yang kena, PPDS Undip, jangan sembunyiin dong, lha kami bingung yang disembunyiin apanya, siapanya," katanya.
Dia menyatakan Undip telah memecat satu mahasiswa PPDS pada 2022, dan dua mahasiswa tahun berikutnya. Menurutnya, itu bentuk komitmen melawan perundungan atau zero bullying.
"Kami tidak ingin orang meninggal bukan karena bullying, tetapi harus bullying, itu yang merepotkan," katanya.
Rektor Undip curhat jempalit dan langsung remuk seusai mencuat dugaan bullying PPDS.
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jateng di Google News