8 Tradisi Islam Champa yang Dibawa Sunan Ampel ke Majapahit, Apa Saja?
jateng.jpnn.com, SEMARANG - Jejak dakwah Sunan Ampel atau Raden Rahmat masih begitu mudah ditemukan hingga kini.
Hal tersebut terlihat dari sejumlah tradisi keagamaan yang mengakar di sejumlah daerah di Indonesia, khususnya pesisir utara Jawa yang menjadi wilayah dakwah Sunan Ampel.
Bentuk tradisi keagamaan bawaan Sunan Ampel sangat terikat dengan negeri asalnya, yakni Champa.
Berikut ini, sejumlah tradisi Islam Champa yang dibawa Sunan Ampel ke Majapahit:
1. Kenduri
Kenduri adalah perjamuan makan untuk memperingati peristiwa, meminta berkah, dan sebagainya. Tradisi ini juga dikenal dengan sebutan selamatan atau kenduren.
Dalam tradisi ini, orang-orang berkumpul dengan tujuan meminta kelancaran atas segala sesuatu yang dihajatkan dari sang penyelenggara yang mengundang.
2. Peringatan kematian
Penduduk Majapahit mengenal tradisi keagamaan peringatan kematian yang disebut sraddha, yakni upacara meruwat arwah yang dilakukan 12 tahun setelah kematian seseorang.
Namun, setelah kedatangan para penyebar Islam Champa yang dipelopori Sunan Ampel, penduduk Majapahit mulai mengenal tradisi keagamaan peringatan kematian seseorang pada hari ke-3, ke-7, ke-40, ke-100, dan ke-1000.
Ada sejumlah tradisi Islam Champa yang dibawa Sunan Ampel ke Majapahit dan masih eksis hingga kini, mulai dari tradisi Nisfu Syakban sampai Kenduri.
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jateng di Google News