Petani Kudus Kembangkan Melon Hidroponik, Hasilnya Menggembirakan
Denny mengatakan pangsa pasar melon hidroponik tersebut di luar daerah, salah satunya dijual ke Jakarta karena harganya tergolong mahal dibandingkan buah melon lokal.
Biaya tanam dan perawatan hingga panen memang mahal karena mencapai Rp 20-an juta, sedangkan investasi awal membangun "green house" atau rumah kaca bisa mencapai Rp 420 juta.
Penanaman melon dengan sistem hidroponik tersebut, diakui masih tahap uji coba sehingga dalam satu "green house" berukuran 500 meter persegi dengan jumlah bibit 1.500 bibit.
Untuk hasil panennya, kata dia, diperkirakan bisa mencapai 2,5 ton karena panennya belum selesai seluruhnya.
Dalam rangka mengenalkan melon sistem hidroponik tersebut kepada masyarakat, dirinya juga mempromosikannya melalui media sosial bahwa melon tersebut bisa dibeli dengan cara petik sendiri di kebun.
"Kami sisakan 30 persen untuk dijual kepada masyarakat agar ikut merasakan kualitas melon dengan sistem hidroponik tersebut," ujarnya.(antara/jpnn)
Petani Kudus Jateng mengembangkan melon hidroponik yang hasilnya sangat memuaskan.
Redaktur & Reporter : Sigit Aulia Firdaus
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jateng di Google News