Pengusaha Rokok Kecil di Kudus Mulai Resah, Apa Penyebabnya?

Senin, 15 Agustus 2022 – 11:08 WIB
Pengusaha Rokok Kecil di Kudus Mulai Resah, Apa Penyebabnya? - JPNN.com Jateng
Sejumlah pekerja rokok di salah satu pabrik golongan III di kawasan Industri Hasil Tembakau (KIHT) Kudus, Jawa Tengah, menyelesaikan pekerjannya memproduksi rokok. Foto: ANTARA/Akhmad Nazaruddin Lathif.

Dia berharap operasi di daerah yang ditengarai marak rokok ilegal harus digalakkan, agar pelaku usaha rokok ilegal seperti dirinya masih bisa bertahan.

Hal yang sama juga dirasakan Abdul Ghofur. Pemilik PR Ghofur Jaya Putra itu menyatakan maraknya peredaran rokok ilegal memang bisa berdampak terhadap pangsa pasarnya.

Rokok miliknya tersebut menyasar konsumen di daerah pinggiran dengan daya beli yang terbatas, sehingga akan memperngaruhi harganya tersebut apabila rokok ilegal masih bebas berkeliaran.

"Jika ada rokok ilegal masuk dijual dengan harga separuh dari harga jual eceran (HEJ) rokok resmi, tentunya produk kami kalah bersaing sehingga bisa gulung tikar," ujarnya.

Dia juga menegaskan soal harga berbagai bahan baku rokok, mulai dari tembakau, cengkih, hingga kertas mengalami kenaikan secara bervariasi.

"Misal, cengkeh awalnya hanya Rp 40.000/kilogram, kini melonjak menjadi Rp 160.000/kg, kemudian tembakau dari harga semula Rp45.000/kg naik menjadi Rp70.000/kg. Sedangkan kertas untuk pembungkus rokok juga naik hingga 25 persen per rimnya," jelasnya. (antara/jpnn)

Ini penyebab para pengusaha rokok kecil di Kabuapaten Kudus resah akan penurunan omzet penjualan.

Redaktur & Reporter : Danang Diska Atmaja

Sumber antara
Facebook JPNN.com Jateng Twitter JPNN.com Jateng Pinterest JPNN.com Jateng Linkedin JPNN.com Jateng Flipboard JPNN.com Jateng Line JPNN.com Jateng JPNN.com Jateng

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jateng di Google News