Komisi X Sebut Peran Orang Tua Sangat Penting dalam Kurikulum Merdeka
Sementara itu, Plt Kepala Pusat Kurikulum dan Pembelajaran BSKAP Kemendikbudristek Zulkifri menambahkan bahwa Kurikulum Merdeka mampu memberi kebebasan mengeksplorasi bakat, minat, dan potensi bagi peserta didik.
"Orang tua diminta menyadari bahwa anak ini memiliki tumbuh, dan kembang yang berbeda sesuai kodratnya masing-masing," katanya.
Saat ini, pihaknya tengah memasuki pemantapan sosialisasi Kurikulum Merdeka.
Dalam catatan Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan (BSKAP) Kemendikbudristek, Kurikulum Merdeka menuntut guru lebih fokus memperhatikan anak-anak dalam kegiatan belajar.
"Maka anak-anak dapat merdeka dari kebodohan, kemiskinan, dan sesuatu yang tidak baik. Guru juga kami merdekakan, kurikulum kami rampingkan, guru lebih banyak fokus memperhatikan anak-anak," ujar Zulkifri.
Zulkifri menyebut Kurikulum Merdeka tidak memakai kriteria ketuntasan minimal di akhir tahun, melainkan menggunakan kriteria ketercapaian tujuan.
Kepala Dinas Pendidikan, dan Kebudayaan Uswatun Khasanah menyebut kontrol dilakukan karena banyak perubahan, terutama signifikan diferensi pendidikan yang berpihak pada murid.
Dalam perkembangannya di Jawa Tengah, Kurikulum Merdeka telah mencapai 98 persen. Kendati begitu, terus dilakukan pengontrolan baik jenjang SD, SMP, dan SMA sederajat.
Wakil Ketua Komisi X DPR RI Agustina Wilujeng Pramestuti menyebut orang tua berperan penting dalam Kurikulum Merdeka.
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jateng di Google News